Rabu, 21 Maret 2018

Benda : Cactus

Tidak hanya manusia yang memiliki cerita. Benda (baik itu mati maupun hidup) juga memiliki kisahnya masing-masing.

Matahari bersinar terang beberapa minggu ini. Senyuman kuncup warna-warni di seberang jalan tampak indah bermekaran. Terasa sekali kebahagian yang tercuat di sana.

"Cantik sekali mereka". Gumam kaktus bundar diantara bebatuan.

Sejak dulu ia selalu menatap takjub bunga-bunga diseberang. Warna-warni indah yang mereka tampilkan membuatnya iri. Ia menatap tubuhnya dengan sedih. Yang ia miliki hanya satu warna, hijau yang dipenuhi duri.

"Pantas saja kita ditaruh dipojokan". Ia menghela napas.

Ia merasa tidak akan pernah bisa bersaing dengan sekumpulan bunga indah yang bertumpuk-tumpuk itu. Jika diminta menyebutkan kelebihan bunga di seberang, list yang akan dia ucapkan sangat panjang. Tetapi jika ditanya tentang kelebihan dirinya sendiri, ia hanya termenung.

"Yang aku punya cuma duri".

"Kaktus itu indah loh".

Kaktus bundar terkejut. Lamunannya disadarkan oleh suara seorang pria.

"Lihat, meskipun tidak memiliki daun sendiri mereka itu indah".

"Apanya yang indah, duri semua begitu". Kaktus bundar meng-iya-kan perkataan seorang wanita.

"Kalau yang lo lihat cuma durinya, jelas saja cuma itu yang lo tahu".

Si wanita dan kaktus bundar terdiam.

"Bunga yang lo mau beli itu manja. Cuma bisa hidup ditempat tertentu. Coba kaktus ini, dia bisa hidup dan tumbuh dimanapun. Gak ribet perawatannya. Dan kalau dirawat dengan baik, dia juga bisa berbunga kok".

Kaktus bundar terkesima. Baru kali ini ada yang membanggakan dirinya.

"Semua hal itu bisa indah kalau lo mau mengubah sudut pandang".

Si kaktus bundar tersenyum. Ia menatap bahagia pria tadi dan tengah menentengnya keluar dari kotak kaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar