Senin, 19 Maret 2018

Benda : Payung

Tidak hanya manusia yang memiliki cerita. Benda (baik itu mati maupun hidup) juga memiliki kisahnya masing-masing.


Payung itu tergeletak begitu saja. Tertutup dan membisu di ujung pintu masuk sebuah bank. Ia menunggu waktu yang tepat hingga seseorang memegang gagang orangenya yang mulai usang terkena debu.

Apakah teriknya matahari akan menjadi kesempatan baginya?

Dengan harap-harap cemas ia menatap satu per satu langkah yang menghampirinya.

“Tidak hari ini kawan.” Sela anthurium di seberang.

“Ah, mungkin saja besok.” Batin sang payung.

“Tidak hari ini kawan.” Kalimat itu terus terulang hingga rintik pertama hujan menyapa mereka.

Apakah hujan yang akan menepis kalimat itu?

Sang payung hanya menatap nanar,”aku tidak terlalu banyak berharap”.

Ia melihat satu per satu orang yang berlarian membawa payung mereka sendiri, lalu menghempaskannya ke dalam tabung tempat ia selama ini ditinggalkan. Lihatlah betapa cantiknya payung-payung itu, sangat berbeda dengan dirinya yang polos dan berdebu. Tidak hanya itu, payung-payung tersebut jelas memiliki peluang yang sangat besar dijemput kembali oleh pemiliknya. Ah tentu saja, bahkan yang memiliki peluang pun kadang luput untuk diambil hingga harus tabah tinggal bersamanya di dalam tabung. Bagaimana dengan dirinya yang bahkan belum mempunyai pemilik.

“Ya kawan, mungkin bukan hari ini”. Kata sang payung pasrah sebelum anthurium sempat mengucapkan sepatah kata.

“Tidak kawan. Waktumu telah tiba.”

Seseorang berdiri di samping tabung, matanya meneliti payung yang berdesakan satu sama lain.

“Yang boleh saya bawa pulang yang mana ya Pak?” Ia bertanya.

“Yang kuning aja dek, sudah lama disitu. Kayaknya gak ada yang punya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar